Mediatha.Com,Mamuju—Kasus tragis seorang wanita di Polewali Mandar yang diduga bunuh diri usai tertipu belanja online menjadi peringatan penting bagi masyarakat untuk lebih waspada dalam bertransaksi digital.
Menyikapi hal itu, Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian, dan Statistik (Diskominfo) Provinsi Sulawesi Barat menegaskan komitmennya memperkuat edukasi literasi digital bagi masyarakat.
Pelaksana Tugas Kepala Diskominfo Sulbar, Muhammad Ridwan Djafar, mengatakan bahwa meningkatnya aktivitas digital masyarakat perlu diimbangi dengan pemahaman keamanan berinternet dan kemampuan mengenali modus penipuan online.
“Kasus ini menjadi pelajaran bersama bahwa literasi digital bukan hanya soal kemampuan menggunakan teknologi, tetapi juga memahami risiko di baliknya. Diskominfo akan terus memperkuat sosialisasi tentang keamanan transaksi digital, cara berbelanja aman di e-commerce, serta langkah pelaporan kejahatan siber,” ujar Ridwan, Selasa 4 November.
Ridwan menambahkan, edukasi digital tak hanya dilakukan melalui sosialisasi langsung, tapi juga melalui media sosial Diskominfo. Kanal tersebut menjadi sarana efektif untuk menyebarkan informasi edukatif terkait keamanan digital agar pesan pencegahan menjangkau masyarakat lebih luas.
Selain itu, Ridwan juga memaparkan salah satu program unggulan Diskominfo Sulbar yakni “Senter KIM” (Sekolah Internet Kelompok Informasi Masyarakat), sebagai bagian dari upaya memperkuat ekosistem digital di seluruh kabupaten di Sulawesi Barat.
“Senter KIM menjadi ruang diskusi sekaligus jembatan informasi antara pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat. Kami ingin mendorong masyarakat agar semakin cakap digital, tidak hanya mengakses informasi, tetapi juga mampu memanfaatkannya secara produktif,” tutur Ridwan.
Ia menjelaskan, di era digital saat ini informasi bahkan telah melampaui uang sebagai kekuatan utama. Namun, kemajuan tersebut juga menghadirkan tantangan baru berupa hoaks dan misinformasi. Karena itulah KIM harus hadir sebagai benteng literasi digital di tengah masyarakat.
Menurut Ridwan, dampak pemerataan akses internet memiliki dua sisi: positif dan negatif. Oleh karena itu, masyarakat perlu dibekali dengan kecakapan digital dan kesadaran etika berinternet.
“KIM sangat penting sebagai penyaring informasi sekaligus penyambung komunikasi antara pemerintah dan masyarakat. KIM hadir karena tidak semua hal bisa dijangkau langsung oleh pemerintah. Di sinilah KIM berperan aktif menjadi jembatan sekaligus filter informasi sebelum dikonsumsi masyarakat luas,” jelasnya.
Dengan penguatan literasi digital dan peran aktif Senter KIM, Diskominfo Sulbar berharap masyarakat, khususnya generasi muda, lebih siap menghadapi dinamika dunia digital secara aman dan bertanggung jawab.(Rls)

